Konsep desentralisasi mengacu pada suatu struktur sistem yang terbuka, datar, dan setara yang terdiri dari banyak node otonom. Dalam sistem ini, node dapat terhubung secara bebas, membentuk unit jaringan baru. Setiap node dapat menjadi pusat sementara, tetapi tidak memiliki fungsi kontrol yang memaksa. Pengaruh antar node membentuk hubungan kausal non-linear melalui jaringan.
Desentralisasi bukan berarti sepenuhnya mengabaikan pusat, tetapi memungkinkan node untuk secara mandiri memilih dan memutuskan pusat. Berbeda dengan sistem terpusat di mana pusat menentukan node, setiap peserta dalam sistem desentralisasi dapat menjadi node maupun menjadi pusat. Pusat ini bersifat sementara dan tidak bersifat memaksa terhadap node.
Dalam jaringan Bitcoin, node penuh adalah kunci untuk memelihara buku besar blockchain yang lengkap. Mereka bertanggung jawab untuk siaran dan verifikasi transaksi, mampu memverifikasi semua transaksi secara mandiri dan memperbarui data secara real-time. Ambang batas untuk menjadi node penuh Bitcoin tidaklah tinggi, hanya memerlukan satu komputer biasa dan perangkat lunak klien yang sesuai. Saat ini, data transaksi jaringan Bitcoin yang lengkap sekitar 200GB. Ini memungkinkan pengguna biasa untuk secara langsung berpartisipasi dalam verifikasi transaksi dan melihat buku besar, tanpa perlu bergantung pada lembaga perantara.
Untuk lebih lanjut menurunkan ambang batas konfirmasi transaksi, Bitcoin juga memperkenalkan fungsi node pemangkasan. Node ini meskipun tidak menyimpan data Blockchain secara lengkap, tetapi tetap dapat menyelesaikan konfirmasi transfer secara mandiri.
Sebagai perbandingan, node penuh Ethereum (dikenal sebagai "arsip node") lebih kompleks. Selain menyimpan buku besar dan mentransfer nilai, Ethereum juga mengintegrasikan mesin virtual EVM, yang memiliki kemampuan komputasi dan pemrograman. Ini menyebabkan Ethereum menyimpan sejumlah besar data "status", sehingga total data jaringan lengkapnya mencapai sekitar 10 kali lipat dari Bitcoin, hampir 2TB.
Kompleksitas ini mencerminkan perluasan fungsional Ethereum, tetapi juga memberikan tekanan lebih besar pada penyimpanan sistem. Meskipun demikian, kedua desain blockchain yang berbeda ini mencerminkan inti dari ide desentralisasi, memberikan pengguna kesempatan untuk berpartisipasi dan memverifikasi transaksi, serta mendorong perkembangan dan penerapan teknologi blockchain.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
20 Suka
Hadiah
20
9
Bagikan
Komentar
0/400
PumpDetector
· 07-16 03:29
ngmi lmao, node hanya seperti dekorasi pada titik ini
Lihat AsliBalas0
RunWhenCut
· 07-15 20:15
Cukup sudah, Ethereum akan dibahas lagi sampai ke langit.
Desentralisasi dan Node Blockchain: Perbandingan Teknologi Bitcoin dan Ethereum
Sistem Desentralisasi dan Node Blockchain
Konsep desentralisasi mengacu pada suatu struktur sistem yang terbuka, datar, dan setara yang terdiri dari banyak node otonom. Dalam sistem ini, node dapat terhubung secara bebas, membentuk unit jaringan baru. Setiap node dapat menjadi pusat sementara, tetapi tidak memiliki fungsi kontrol yang memaksa. Pengaruh antar node membentuk hubungan kausal non-linear melalui jaringan.
Desentralisasi bukan berarti sepenuhnya mengabaikan pusat, tetapi memungkinkan node untuk secara mandiri memilih dan memutuskan pusat. Berbeda dengan sistem terpusat di mana pusat menentukan node, setiap peserta dalam sistem desentralisasi dapat menjadi node maupun menjadi pusat. Pusat ini bersifat sementara dan tidak bersifat memaksa terhadap node.
Dalam jaringan Bitcoin, node penuh adalah kunci untuk memelihara buku besar blockchain yang lengkap. Mereka bertanggung jawab untuk siaran dan verifikasi transaksi, mampu memverifikasi semua transaksi secara mandiri dan memperbarui data secara real-time. Ambang batas untuk menjadi node penuh Bitcoin tidaklah tinggi, hanya memerlukan satu komputer biasa dan perangkat lunak klien yang sesuai. Saat ini, data transaksi jaringan Bitcoin yang lengkap sekitar 200GB. Ini memungkinkan pengguna biasa untuk secara langsung berpartisipasi dalam verifikasi transaksi dan melihat buku besar, tanpa perlu bergantung pada lembaga perantara.
Untuk lebih lanjut menurunkan ambang batas konfirmasi transaksi, Bitcoin juga memperkenalkan fungsi node pemangkasan. Node ini meskipun tidak menyimpan data Blockchain secara lengkap, tetapi tetap dapat menyelesaikan konfirmasi transfer secara mandiri.
Sebagai perbandingan, node penuh Ethereum (dikenal sebagai "arsip node") lebih kompleks. Selain menyimpan buku besar dan mentransfer nilai, Ethereum juga mengintegrasikan mesin virtual EVM, yang memiliki kemampuan komputasi dan pemrograman. Ini menyebabkan Ethereum menyimpan sejumlah besar data "status", sehingga total data jaringan lengkapnya mencapai sekitar 10 kali lipat dari Bitcoin, hampir 2TB.
Kompleksitas ini mencerminkan perluasan fungsional Ethereum, tetapi juga memberikan tekanan lebih besar pada penyimpanan sistem. Meskipun demikian, kedua desain blockchain yang berbeda ini mencerminkan inti dari ide desentralisasi, memberikan pengguna kesempatan untuk berpartisipasi dan memverifikasi transaksi, serta mendorong perkembangan dan penerapan teknologi blockchain.