Setiap bull run selalu dibarengi dengan gelombang FUD (fear, uncertainty, and doubt).
Hari ini, sebuah perkembangan baru kembali memunculkan kekhawatiran terhadap harga ETH:
Validator Ethereum kini antre untuk menarik ETH yang mereka staking.
Sebagai protokol utama dalam mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS), aktivitas staking ETH berperan sentral: menjaga keamanan jaringan Ethereum, memberikan imbal hasil bagi para staker, dan sekaligus mengunci likuiditas ETH di dalam pool staking.
Namun menurut data Validator Queue, hingga 23 Juli tercatat sekitar 521.252 ETH sedang dalam antrean keluar untuk unstaking—senilai sekitar $1,93 miliar pada harga saat ini—dengan estimasi waktu tunggu penarikan lebih dari sembilan hari satu jam.
Ini adalah antrean keluar validator terpanjang dalam satu tahun terakhir.
Mengingat satu validator biasanya men-stake 32 ETH, maka secara teori lebih dari 16.000 validator sedang bersiap keluar. Tidak mengherankan jika antrean unstake dalam jumlah besar ini menimbulkan kekhawatiran.
Apakah para whale (investor besar) dan institusi tengah bersiap menjual ETH untuk mengambil profit?
Peningkatan drastis unstaking ETH belakangan ini kemungkinan berkaitan dengan kenaikan harga ETH terbaru.
ETH telah mengalami pemulihan tajam dari titik terendah pada awal April 2025 (sekitar $1.500–$2.000), dengan kenaikan mencapai 160% hingga saat ini. Pada 21 Juli, ETH bahkan mencapai rekor tertinggi tujuh bulan di $3.812.
Pertumbuhan signifikan seperti ini sering kali mendorong sebagian investor, khususnya staker awal, untuk merealisasikan profit daripada menahan aset ketika imbal hasilnya sudah menarik.
Investor sering melakukan perilaku ini.
Pada Januari–Februari 2024, rasio harga ETH/BTC melonjak 25% hanya dalam satu minggu, memicu gelombang unstaking serta penurunan harga ETH sebesar 10–15% dalam jangka pendek. Dalam waktu yang sama, proses likuidasi pada kebangkrutan Celsius menyebabkan penarikan 460.000 ETH secara cepat, sehingga antrean keluar validator Ethereum penuh selama sekitar satu minggu.
Tetapi, antrean keluar ETH yang panjang dan nilai penarikan besar kali ini belum tentu berarti tekanan jual secara langsung.
Pertama, menurut data Validator Queue pada 23 Juli, saat 520.000 ETH sedang antre untuk unstake, ternyata 360.000 ETH justru masuk staking pada periode yang sama.
Arus dana yang saling berlawanan membuat jumlah bersih ETH yang benar-benar keluar dari jaringan Ethereum jauh lebih kecil.
Masuknya dana institusi juga memberikan penyangga tambahan.
Pada 22 Juli, total inflow bersih ke ETF spot ETH institusional di pasar terbuka mencapai $3,1 miliar. Nilai tersebut jauh lebih besar dibandingkan 520.000 ETH ($1,9 miliar) yang sedang antre untuk unstake hari itu.
Angka inflow ETF tersebut hanya berasal dari satu hari dan belum memperhitungkan antrean penarikan validator yang tertunda selama sembilan hari.
Unstaking juga tidak secara otomatis berarti langsung dijual.
Di tengah bull run ETH saat ini, aksi unstake dalam jumlah besar sering kali menggambarkan institusi yang memindahkan aset ke kustodian baru atau menyesuaikan strategi treasury kripto—artinya, ETH hanya berpindah ke pengelolaan baru demi imbal hasil lebih tinggi, bukan untuk dijual segera.
On-chain, sebagian besar ETH yang di-unstake kemungkinan besar langsung dipakai untuk aktivitas DeFi dan NFT—baik sebagai jaminan maupun, misalnya, oleh whale yang memborong koleksi CryptoPunks.
Token staking likuid (LST) juga kerap depeg, sehingga membuka peluang arbitrase. Baru-baru ini, rasio stETH/ETH turun ke 0,996 (diskon sekitar 0,04%), dengan fenomena serupa pada weETH. Arbitrase dilakukan dengan membeli LST diskon lalu menjualnya kembali setelah harganya sejajar, sehingga meningkatkan permintaan ETH.
Secara garis besar, gelombang unstake ini tampaknya lebih banyak dipicu oleh penyeimbangan ulang portofolio dalam ekosistem Ethereum, bukan indikasi aksi jual besar-besaran.
Banyak rumor tersebar di media sosial. Meski unstaking massal tidak selalu berarti tekanan jual, pergeseran ini tetap menandai perubahan kepemilikan—dikenal dalam industri sebagai “passing of the baton” atau peralihan kepemilikan.
Sejumlah pengamat menilai BlackRock, yang getol mendorong aset kripto ke arus utama finansial, kini menjadi institusi besar berikutnya di ETH. Hingga Juli, BlackRock disebut-sebut memegang lebih dari 2 juta ETH (sekitar $6,9–8,9 miliar), atau sekitar 1,5–2% dari total pasokan ETH yang beredar (sekitar 120 juta ETH).
Ini bukan rahasia, mengingat pengelolaan aset ETF bersifat terbuka. Fenomena ini menunjukkan model “kepemimpinan terbuka” dari institusi—memperkuat dan memperluas posisi lewat ETF guna meningkatkan adopsi institusional ETH, bukan manipulasi pasar.
Secara logis, saat Ethereum bergeser dari sistem konsensus berbasis komunitas menjadi instrumen keuangan yang makin diterima luas, kesiapan Wall Street melakukan langkah besar juga makin nyata.
Alur pemikiran ini masuk akal: staking dan unstaking lebih mencerminkan perombakan basis kepemilikan ETH.
Pada akhirnya, pertumbuhan Ethereum tetap akan menopang kepemimpinannya di industri kripto. Gelombang unstaking kali ini bisa saja menjadi pemicu siklus baru selanjutnya.